Regulasi dan Praktik Pendidikan Inklusi pada Anak Berkebutuhan Khusus di Tingkat Pendidikan Dasar

Regulasi dan Praktik Pendidikan Inklusi pada Anak Berkebutuhan Khusus di Tingkat Pendidikan Dasar

 


Pendidikan sejatinya adalah hak dari semua masyarakat Indonesia. Dalam Undang-undang disebutkan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan inklusi merupakan pendekatan pendidikan yang bertujuan untuk memberikan kesempatan yang sama kepada semua anak, termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK), untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas di lingkungan sekolah reguler. Pendidikan inklusi tidak hanya memberikan manfaat bagi ABK, tetapi juga bagi seluruh peserta didik, karena mengajarkan nilai-nilai toleransi, empati, dan keragaman.

Pendidikan inklusif merupakan sebuah sistem penyelenggaraan Pendidikan yang memberikan kesempatan pada seluruh peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK) termasuk penyandang disabilitas untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya.

Regulasi pendidikan inklusi yang pertama adalah regulasi di pemerintahan. Regulasi menjadi dasar penting dalam merumuskan kebijakan. Beberapa regulasi yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif, diantaranya:

1. UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. UU No 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.
3. PP No 13 Tahun 2020 tentang Akomodasi yang Layak untuk Peserta Didik Penyandang Disabilitas.
4. Permendiknas Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif bagi Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa.
5. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus.

Pada pasal 10 Undang-undang No.8 tahun 2016 tentang penyandang disabilitas, disebutkan bahwa hak pendidikan untuk penyandang disabilitas meliputi, hak mendapatkan pendidikan yang bermutu pada satuan pendidikan di semua jenis, jalur, dan jenjang pendidikan secara inklusif dan khusus, mempunyai kesamaan kesempatan untuk menjadi pendidik atau tenaga kependidikan pada satuan pendidikan di semua jenis, jalur, dan jenjang pendidikan, mempunyai kesamaan kesempatan sebagai penyelenggara pendidikan yang bermutu pada satuan pendidikan di semua jenis, jalur, dan jenjang pendidikan.

Praktik pendidikan inklusif bagi siswa berkebutuhan khusus di tingkat dasar melibatkan beberapa pendekatan dan strategi untuk memastikan bahwa semua siswa, terlepas dari kebutuhan khusus mereka, memiliki akses yang sama terhadap pendidikan yang berkualitas. Kurikulum harus dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan berbagai siswa. Ini mungkin termasuk penggunaan materi ajar yang bervariasi, teknik pengajaran yang berbeda, dan penilaian yang sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa.

Selain itu kelas harus dirancang untuk mendukung siswa dengan berbagai kebutuhan. Ini termasuk pengaturan fisik yang memfasilitasi mobilitas dan aksesibilitas, serta menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran bagi semua siswa. Dengan menerapkan praktik-praktik ini, sekolah dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan mendukung kebutuhan semua siswa, serta memungkinkan mereka untuk berkembang dan belajar secara optimal.





Menjelang Ujian Akhir Semester, Organisasi HMPS STAI Al-Anwar Gelar Khataman dan Doa Bersama

Menjelang Ujian Akhir Semester, Organisasi HMPS STAI Al-Anwar Gelar Khataman dan Doa Bersama

 


Rembang – Acara Khataman Al-Quran dengan tema "Merajut Keilmuan, Menggapai Keberkahan Bersama Al-Quran" kembali digelar oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) di Sport Center STAI Al-Anwar pada Kamis, (26/12/2024) sekitar pukul 14.30. Kegiatan rutin ini diselenggarakan menjelang ujian. Beberapa tokoh penting turut diundang dalam acara tersebut, termasuk Kh Abdul Ghofur Maimoen, Nyai Haji Nadia Jirjis, Abdullah Mubarok Lc., MThi, dan Ust Nur As’ad. Diperkirakan semua mahasiswa program studi turut hadir dalam acara ini.

Acara dibuka dengan lantunan ayat-ayat suci Al-Quran oleh Arwani Haidar, yang diikuti sambutan dari ketua panitia. Dalam sambutannya, ketua panitia menyampaikan rasa terima kasih atas kehadiran peserta dan meminta maaf jika terdapat kekurangan dalam penyelenggaraan acara. “khataman bersama itu adalah agenda tahunan untuk meneruskan apa yang sudah jadi tradisi tujuannya biar semua mahasiswa suka membaca al qur'an dan untuk menjalin silaturahmi antar prodi” kata Nasirudiin ketua acara khataman. Selanjutnya, dilanjutkan pembacaan istighasah oleh Yik Royyan Basyaiban, diikuti dengan khotmil Quran yang dibacakan kembali oleh Arwani Haidar dan doa tahlil yang dipimpin oleh Ust Nur Asad.

Acara ini diisi dengan mauidoh hasanah oleh Abdulullah Mubarok Lc., MThi dan Kh. Abdul Ghofur Maimoen. Dalam mauidoh hasanah, Abdulullah Mubarok Lc., MThi yang kerap disapa Gus Barok menekankan pentingnya memahami Al-Qur'an sebagai sumber ilmu yang tidak hanya sekadar hafalan. Ia menjelaskan bahwa sanad keilmuan dalam mengajar sangat penting untuk memastikan keberkahan ilmu yang diperoleh. “Sampean semua kalo ngaji harus punya sanad, kalo belum punya sanad maka belum boleh jadi kyai”. Kata Gus Barok dalam mauidoh nya. Gus Barok mendorong umat Islam untuk menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman hidup yang memberikan solusi atas berbagai permasalahan.


Mauidoh hasanah dilanjutkan oleh beliau Kh Abdul Ghofur Maimoen para santri kerap memanggil beliau dengan sebutan Babah Ghofur. Beliau menekankan bahwa membaca Al-Qur'an merupakan proses pembersihan hati, meskipun tidak sepenuhnya dipahami atau dihafal. Ia mengibaratkan membaca Al-Qur'an seperti keranjang arang yang tetap bersih meski tidak bisa menampung air, Beliau menegaskan bahwa membaca Al-Qur'an membawa kebaikan dan keberkahan bagi setiap individu. “membaca al qur'an diibaratkan dengan menimba menggunakan keranjang arang walaupun tidak ada hasilnya tapi keranjangnya jadi bersih dengan begitu kita merasa berkawan dengan al qur'an” kata Babah Ghofur dalam mauidoh nya.

Tanggapan dari mahasiswa mengenai acara ini sangat positif. Banyak yang merasa acara ini inspiratif dan mampu meningkatkan minat membaca Al-Qur'an di kalangan mahasiswa. Namun, mereka juga berharap agar beberapa kesalahan teknis yang terjadi selama acara dapat diperbaiki untuk kegiatan mendatang. “Acara ini sangat bagus, penuh inspirasi, meningkatakan keinginan membaca al-quran, mungkin dari kesalahan teknisnya bisa diperbaiki lagi.” Tutur salah satu peserta.

Acara Khataman Al-Quran ini tidak hanya menjadi ritual sebelum ujian, tetapi juga sebagai sarana untuk merajut keilmuan dan keberkahan bersama dalam komunitas akademik STAI Al-Anwar.






Reporter, Acica dan Ishom
Penulis Berita, Zahrotun Nisa dan Raehan
Berita: Pengertian, Nilai berita, dan Jenis-jenis berita

Berita: Pengertian, Nilai berita, dan Jenis-jenis berita

 



Hallo sobat PGMI semuanya
Gimana kabar kalian? Pastinya baik yah

Kini akses informasi di ruang lingkup kehidupan sangat mudah sekali didapat. Salah satu nya melalui berita. Seperti yang kita tahu berita membuat masyarakat mendapatkan informasi yang berguna untuk memperluas wawasan dan jangkauan bahkan tidak jarang berita bisa merubah pola pikir manusia.

Berita adalah jendela dunia yang menyajikan informasi akurat dan faktual tentang berbagai peristiwa penting di sekitar kita. Dengan perkembangan teknologi, berita kini hadir lebih cepat dan mudah diakses melalui berbagai platform, termasuk website ini. Pada kali ini mimin mau bahas apa itu berita, nilai berita, dan apa saja jenis-jenis berita.

1. Pengertian Berita
Berita adalah laporan tentang fakta peristiwa atau pendapat yang menarik dan penting bagi sebagian besar khalayak. Berita merupakan laporan mengenai kejadian atau peritistiwa penting dan menarik bagi khalayak pembacanya. Dan isi berita mengandung unsur – unsur layak berita dan kriteria umum nilai berita.

2. Nilai Berita
Suatu berita dikatakan bernilai apabila memenuhi beberapa kriteria. Apa saja?
a. Faktual
Dalam berita harus bersifat factual, yaitu di dasari oleh kejadian yang terjadi secara nyata. Kefaktualisasian berita bertujuan agar berita tersebut dapat dipercaya oleh khalayak umum yang membaca nya dan tidak menimbulkan spekulasi.
b. Aktual
Artinya dalam berita baru saja terjadi. Hal ini menunjukan waktu kapan berita itu diproduksi. Semakin cepat berita ditayangkan maka semakin bernilai atau berkualitas berita tersebut.
c. Kedekatan (Proximity)
Peristiwa yang terjadi di dekat audiens, baik secara geografis maupun emosional, lebih menarik untuk diberitakan. Orang biasanya lebih tertarik pada kejadian di lingkungan atau tempat yang dekat dengan mereka.
d. Signifikansi (Impact/Consequence)
Berita yang memengaruhi atau berdampak besar pada kehidupan banyak orang memiliki nilai berita tinggi. Semakin besar dampak peristiwa tersebut, semakin penting berita itu.
e. Keunikan (Novelty)
Hal-hal yang tidak biasa, unik, atau jarang terjadi sering kali memiliki daya tarik tersendiri. Kejadian yang aneh, luar biasa, atau mengejutkan lebih mudah menarik perhatian pembaca atau penonton.

3. Jenis-jenis Berita
1. Hard News (Berita Keras)
Berita yang bersifat aktual, penting, dan seringkali mendesak. Biasanya terkait dengan peristiwa besar seperti politik, ekonomi, bencana alam, kriminalitas, atau konflik.
Dalam hard news terdapat ciri-ciri diantara nya:
a. Fokus pada fakta dan informasi yang penting.
b. Disajikan secara langsung dan lugas.
c. Urutan berita mengikuti piramida terbalik (informasi terpenting di awal).
d. Harus segara ditayangkan atau diproduksi
e. Memuat unsur 5w+1h
f. Menekankan pada isu-isu serius

2. Soft News (Berita Lunak)
Berita yang lebih bersifat menghibur, menarik, dan tidak terlalu mendesak. Biasanya terkait dengan topik-topik seperti gaya hidup, hiburan, dan human interest.
Ciri-ciri soft news diantaranya:
a. Lebih menekankan pada aspek emosional dan human interest.
b. Bahasa yang digunakan lebih santai dan menarik.
c. Durasi Publikasi Lebih Fleksibel
d. Tidak Mendesak (Non-Urgent)

3. Straight News (Berita Langsung)
Berita yang melaporkan peristiwa secara langsung, apa adanya, tanpa interpretasi atau analisis mendalam.
Ciri-ciri:
a. Fokus pada fakta-fakta yang dapat diverifikasi.
b. Disajikan secara objektif dan netral.
c. Tidak mengandung opini pribadi penulis.
e. Ditulis dengan piramida terbalik
f. Dipublikasi secara cepat

Nah itu tadi pembahasan singkat mengenai berita

Semoga selalu bermanfaat.



Jurnalistik: Hakikat, Karier, Skill, Jenis-jenis dan Tujuan Jurnalistik

Jurnalistik: Hakikat, Karier, Skill, Jenis-jenis dan Tujuan Jurnalistik

 



Hallo sobat PGMI semuanya
Gimana kabar kalian? Pastinya baik yah
Mendengar kata jurnalistik apa yang terbenak dalam pikiran kalian?

Di era modern sekarang jurnalistik menjadi salah satu kegiatan yang menyenangkan, bukan hanya sebagai profesi saja. Kehadiran jurnalistik merupakan penghubung informasi untuk masyarakat. Jurnalis berperan sebagai orang yang menyampaikan fakta dengan tanggung jawab, menyuarakan hak masyarakat dan menjadi kontrol sosial.

Pada artikel ini, kita akan membahas tentang apa itu jurnalistik, macam-macam karier yang ditawarkannya, keterampilan yang melekat padanya, tugas yang harus dikerjakan jurnalis dan penerapan kode etik dalam kegiatan jurnalistik. Ayo bersama-sama kita menggali lebih dalam mengenai jurnalistik dan bagaimana jurnalistik membawa hal positif untuk masyarakat.

1. Hakikat Jurnalistik
Definisi jurnalistik dibagi menjadi beberapa bagian menurut para ahli, diantara nya
1.  Adinegoro, Jurnalistik adalah kepandaian dalam hal mengarang yang tujuan pokoknya adalah untuk memberikan kabar atau informasi kepada masyarakat umum secepat mungkin dan tersiar seluas mungkin
2. Asep Syamsul, Jurnalistik merupakan sebuah proses kegiatan dalam mengolah, menulis, dan menyebarluaskan berita atau opini melalui media massa
3. Astrid Susanto, Jurnalistik adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam mencatat dan melaporkan serta menyebarkan informasi kepada masyarakat umum. Informasi yang dimaksud berkenaan dengan kegiatan sehari-hari
Jadi kesimpulannya, Jurnalistik merupakan proses atau kegiatan mengolah, menulis, dan menyebarkan informasi, baik berupa kabar maupun opini, kepada masyarakat umum melalui media massa. Kegiatan ini bertujuan memberikan informasi yang relevan, cepat, dan tersebar luas terkait aktivitas sehari-hari.

2. Karier Sebagai Jurnalis
Tidak hanya menyebarkan informasi saja, jurnalistik pun memiliki jenjang karier yang sangat bagus pada zaman modern ini. Apa saja?
1. Editor
2. Penulis (buku, buletin, majalah, novel dll)
3. Fotografer
4. Teknisi penyiaran
5. Konten creator
6. Penyiar berita/wartawan
7. Pembawa acara

3. Keterampilan Sebagai Jurnalis
Ya seorang jurnalis harus memiliki skill yang mempuni dalam menjalankan tugasnya, Skill yang wajib melekat pada jurnalis diantaranya:
1. Komunikasi dan wawasan yang luas, gaya berbicara dalam publik dan pengetahuan luas merupakan modal utama bagi seorang jurnalis.
2. Writing skills, kemampuan menulis juga sangat urgent bagi jurnalis karena tulisan nya yang akan diperuntukan untuk kepentingan public.
3. Up to date dengan info terkini, ga mungkin dong bagi jurnalis itu kudet. Pastinya seorang jurnalis paham dengan situasi dan kondisi terkini.
4. Attitude yang baik, sifat yang ramah tamah juga perlu nih untuk seorang jurnalis karena untuk menjaga citra dari jurnalistik.

4. Jenis-jenis Jurnalistik
Menurut jenisnya jurnalistik dibagi menjadi 3, yaitu
1. Jurnalistik cetak (printed journalism).
2. Jurnalistik elektronik (electronic journalism) atau jurnalistik penyiaran (broadcast journalism).
3. Jurnalistik online (online journalism).

5. Tujuan Jurnalistik
Tujuan jurnalistik adalah:
1. Memberikan informasi: Menyampaikan fakta yang akurat dan relevan.
2. Mendidik: Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat.
3. Mengontrol: Mengawasi tindakan pemerintah dan pihak-pihak yang berwenang.
4. Mentertain: Menyajikan berita dengan cara yang menarik.

Nah itu tadi pembahasan mengenai pembahasan singkat jurnalistik.
Semoga selalu bermanfaat.
Era Baru Pendidikan dengan ChatGPT yang Menjadi Peluang Gemilang dan Risiko yang Mengintai

Era Baru Pendidikan dengan ChatGPT yang Menjadi Peluang Gemilang dan Risiko yang Mengintai

 

Teknologi kini menjadi denyut nadi pendidikan modern, dengan ChatGPT berdiri megah sebagai salah satu inovasi yang menggemparkan dunia dalam beberapa tahun terakhir. Sebagai mahakarya kecerdasan buatan, alat ini menawarkan sederet keajaiban seperti akses seketika ke informasi tanpa batas, kemampuan untuk mereduksi kompleksitas menjadi kesederhanaan yang elegan, dan efisiensi yang mampu merombak metode pembelajaran tradisional. Bagi pendidik dan siswa, ChatGPT adalah tongkat ajaib yang mampu membuka gerbang menuju masa depan pendidikan yang lebih interaktif, adaptif, dan progresif.

Namun, seperti mata uang yang selalu memiliki dua sisi, kehadiran teknologi ini juga menyimpan ancaman yang tak kalah dahsyat. Ketergantungan yang berlebihan pada ChatGPT berpotensi melumpuhkan jiwa pendidikan itu sendiri. Di mana letak nilai perjuangan dalam belajar jika semua jawaban dapat diraih dalam hitungan detik? Proses mendalam yang membentuk pemikiran kritis dan analisis tajam terancam sirna, tergantikan oleh pola pikir serba instan. Generasi yang dihasilkan mungkin bukan lagi individu tangguh dengan kemampuan menyelesaikan masalah yang kompleks, tetapi pribadi yang pasif, kehilangan kemampuan untuk bertanya dan mencari makna.

Di balik hiruk-pikuk kemajuan ini, pendidikan tetap harus memelihara inti sejatinya yakni pembentukan karakter. Guru, dengan segala peran mulianya, adalah penjaga nilai-nilai kemanusiaan yang tak tergantikan oleh algoritma secanggih apa pun. Empati, moralitas, dan bimbingan emosional tidak dapat diprogram. Hubungan antara guru dan siswa adalah fondasi yang menanamkan nilai-nilai luhur dalam jiwa peserta didik, menjadikan mereka individu yang tidak hanya cerdas tetapi juga bermoral dan bertanggung jawab.

Tantangan lainnya adalah potensi penyalahgunaan seperti plagiarisme yang dilakukan dengan bantuan ChatGPT menjadi salah satu momok besar. Diperlukan pendekatan yang lebih menyeluruh untuk menanamkan kesadaran etis di setiap individu yang memanfaatkan teknologi ini. Tanpa integritas, teknologi hanyalah pisau tajam yang siap melukai jika disalahgunakan.

Dalam skenario ideal, ChatGPT seharusnya menjadi pelengkap, bukan pengganti. Teknologi ini dapat menjadi sekutu yang memperkaya pembelajaran, meringankan beban tugas teknis, dan membebaskan ruang untuk kreativitas dan refleksi mendalam. Namun, hanya dengan pengelolaan yang bijaksana, ChatGPT dapat benar-benar menjadi katalis positif, bukan ancaman laten yang mengikis nilai-nilai fundamental pendidikan.

Transformasi ini adalah peluang besar, tetapi juga panggilan mendesak bagi seluruh elemen pendidikan untuk bertindak. Pendidikan harus tetap menjadi proses yang berpusat pada manusia, dengan teknologi sebagai pelayan, bukan penguasa. Generasi mendatang harus dipastikan tidak hanya menjadi cendekiawan yang gemilang secara intelektual, tetapi juga pemimpin yang bermartabat, berintegritas, dan bertanggung jawab. Inilah tantangan besar yang harus dijawab dengan keberanian, kebijaksanaan, dan komitmen bersama.

Cerpen HMP PGMI STAI AL-ANWAR

Cerpen HMP PGMI STAI AL-ANWAR

 Jejak Langkah Menuju Kesuksesan

Oleh HMP PGMI STAI AL-ANWAR




Pagi yang cerah, kampus selalu menghadirkan suasana penuh semangat. Langkah kaki para mahasiswa terdengar berirama, menandai hari baru yang penuh harapan. Dengan tawa kecil dan obrolan hangat, mereka saling berbagi pengalaman.

Di bawah langit cerah ini, taman kampus menjadi saksi kesibukan para mahasiswa yang tenggelam dalam dunia belajar. Terlihat di sana mereka duduk berkelompok sibuk dengan buku dan catatan. Suara diskusi berpadu dengan kicauan burung, menciptakan harmoni alami yang menenangkan. Sebagian mahasiswa sesekali tertawa kecil, mengendurkan suasana serius yang menyelimuti mereka. Angin sepoi yang bertiup menambah kenyamanan, menjadikan taman ini lebih dari sekadar tempat belajar, tapi juga menjadi ruang untuk berbagi inspirasi.

Di koridor kampus yang teduh, suasana hening sesaat ketika mahasiswa berpapasan dengan dosen. Langkah mereka melambat, senyum sopan menghiasi wajah, dan kepala sedikit ditundukkan sebagai tanda hormat. Sapaan ramah terdengar serentak, membangun kehangatan di tengah rutinitas akademik.

Dosen, dengan pembawaan tenang dan penuh wibawa, membalas dengan anggukan atau senyuman hangat, terkadang disertai kata-kata penyemangat yang sederhana namun bermakna. Pertemuan singkat ini bukan hanya menjadi bagian dari keseharian kampus, tapi juga momen kecil yang memperkuat hubungan antara mahasiswa dan dosen.

Inilah kampus, ruang belajar, ruang berbagi, dan ruang menginspirasi. Di setiap sudutnya tersimpan cerita, harapan, dan mimpi yang akan tumbuh bersama mereka dengan semangat dan tekad yang tinggi.

Di depan kelas yang sedikit ramai, seorang mahasiswa berdiri tegap dengan raut wajah yang penuh semangat, namanya Alya. Dengan suara mantap dan penuh percaya diri, ia mulai mengeluarkan suara, menjelaskan materi yang sudah ia siapkan dengan matang. Sesekali, matanya melirik ke arah dosen yang duduk di pojok ruangan. Teman sekelasnya memperhatikan dengan serius, beberapa mencatat, sementara yang lain sesekali mengangguk tanda memahami. Di akhir presentasi, sebuah senyuman lega terbit di wajahnya saat tepuk tangan memenuhi ruangan, menjadi penutup dari perjuangan panjang yang telah ia lalui.

Di ruang yang sunyi ini, Alya duduk termenung, wajahnya dipenuhi kebingungan. Hingga akhirnya datanglah seorang dosen yang menghampirinya, namanya Bu Nisa. Dengan sikap tenang, Bu Nisa perlahan mulai membuka percakapannya. Setiap kata yang diucapkan olehnya penuh dengan makna, namun lebih terasa pada tatapan dan cara beliau memberikan saran.

Tanpa terburu-buru, Bu Nisa memberikan masukan yang bijaksana, menyarankan agar Alya melangkah perlahan tanpa terjebak dalam kegelisahan. Alya mulai merasa lebih ringan, seolah beban di pundaknya sedikit berkurang, dan langkahnya kini mulai terlihat lebih pasti.

Di sinilah para mahasiswa berkumpul, di depan papan pengumuman kampus. Mata mereka tertuju pada pamflet yang terpasang di papan pengumuman itu, gambaran warna-warni yang mencolok menarik perhatian. Di dalamnya tertera informasi tentang lomba yang baru saja diumumkan. Alya berhenti sejenak, jari-jari tangannya perlahan meraba kertas yang terpasang, seolah mencerna setiap kata yang tertulis di sana.

Setiap kata pada pamflet itu terasa memanggilnya. Lomba ini bukan sekedar ajang kompetisi, tapi juga kesempatan bagi Alya untuk membuktikan kepada dunia bahwa bakatnya memiliki arti. Dan yang terpenting, ini adalah langkah untuk menunjukkan kepada dunia bahwa kerja keras dan bakatnya layak untuk dihargai.

Suasana kantin sedikit ramai, meja tempat Alya duduk tampak dengan makanan dan gelas minuman. Ia mulai menceritakan keraguan yang sedang disimpan kepada teman-temannya, bagaimana ia merasa belum cukup siap untuk mengikuti lomba. Sementara temannya memberikan semangat dan alasan untuk mencobanya. Pembicaraan mereka terdengar ringan di tengah riuhnya suara kantin, namun di dalamnya penuh dengan pertimbangan dan keputusan yang sedang dipikirkan. Waktu seolah berjalan lebih cepat, dan ide untuk mengikuti lomba mulai terasa semakin mungkin.

Di salah satu sudut kampus, Alya duduk di depan laptopnya dengan tatapan serius. Ia menarik napas panjang, lalu mulai berbicara, suaranya menggema di ruangan kosong itu. Setiap kalimat yang keluar tampak terukur, seolah-olah ia sedang berbicara di hadapan murid-murid yang tak kasat mata. Sesekali ia berhenti, menatap video yang terputar di laptopnya, memastikan alur pengajaran yang ia rancang sudah sesuai. Ia mencoba lagi, mengulang dari awal dengan cara yang berbeda, memperbaiki ekspresi dan intonasinya. Di sela kegiatannya ia terhenti, terdiam dengan pikiran yang campur aduk, rasa gugup dan keraguan mulai menyelinap masuk pada dirinya.

Di ruang dosen yang tenang, Alya berdiri di ambang pintu, ragu sejenak sebelum melangkah masuk. Dengan hati yang berdebar, ia mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangan. Pandangannya bertemu dengan Bu Nisa yang duduk di hadapannya, ia perlahan membuka pembicaraan, menjelaskan keraguannya tentang lomba yang ingin diikutinya.

Bu Nisa mendengarkannya dengan saksama, matanya penuh perhatian, menunjukkan bahwa setiap kata yang Alya ucapkan sangat berarti. Dengan sabar, Bu Nisa memberikan penjelasan, merinci langkah-langkah yang perlu diambil. Rasa lega mulai terlihat di Alya. Tak hanya bimbingan akademis yang ia terima, tapi juga sebuah dorongan semangat yang baru.

Di ruang kelas yang sepi ini, Alya berdiri di depan papan tulis, memulai latihan microteaching-nya dengan penuh semangat, berbicara dengan suara yang jelas meski sedikit teragak-agak. Setiap kalimat yang diucapkan seolah-olah menguji kemampuannya sendiri, memastikan setiap penjelasan sampai dengan tepat. Wajahnya terlihat ceria, namun ada ketegangan yang tergambar di matanya. Di sudut ruangan, Bu Nisa duduk dengan tenang, mengamati setiap langkah yang diambil oleh Alya. Ruangan yang sunyi ini dipenuhi dengan upaya dan fokus, seolah waktu berhenti sejenak.

Tanpa lelah, Alya terus berlatih, mengulang-ulang penjelasannya dengan berbagai variasi, mencoba mengubah intonasi suara, mengatur waktu, atau memperbaiki ekspresi wajahnya. Waktu berlalu begitu cepat, Bu Nisa tetap setia mendampingi, menuntun langkah demi langkah, memastikan Alya siap menghadapi tantangan yang lebih besar.

Di depan papan pengumuman yang ramai dengan berbagai informasi, Alya dan teman-temannya berdiri. Mata mereka bergerak perlahan, menelusuri setiap baris tulisan nama yang terpasang. Hingga akhirnya, tawa riuh dan tepuk tangan pecah begitu nama teman mereka terbaca sebagai pemenang lomba.

Perasaan campur aduk mulai muncul pada diri Alya. Ada rasa tak percaya yang melingkupi dirinya.

Ia hanya bisa terdiam sejenak, meresapi kenyataan bahwa jerih payah dan latihan yang telah dijalani selama ini akhirnya membuahkan hasil. Dalam keramaian itu, hanya ada senyum yang terukir di wajahnya. Senyum penuh kepuasan dan kebanggaan atas pencapaian yang baru saja diraihnya. Hari itu, ia tahu bahwa perjuangannya telah membuahkan hasil yang tak ternilai.

Tawa bahagia terukir di wajah teman-teman Alya ketika mengetahui berita kemenangannya. Mereka saling berpelukan, melompat-lompat kegirangan, dan berteriak tanpa bisa menahan kebahagiaan. Beberapa dari mereka bahkan tidak bisa menahan air mata haru, tak hanya karena kemenangan itu, tapi juga rasa bangga atas usaha dan perjuangan temannya yang membuahkan hasil.

Setelah perjalanan panjang yang penuh tantangan, Alya menemui Bu Nisa dengan piala kecil yang berkilau di tangannya. Langkahnya sedikit terhenti, sejenak mengumpulkan keberanian sebelum melangkah lebih dekat.

Alya mendekat, menyerahkan pialanya kepada Bu Nisa, matanya menatap penuh rasa terima kasih. Bu Nisa yang sejak awal memberikan bimbingan dan dukungan, menatap Alya dengan penuh hangat, menyadari makna yang tersembunyi dalam tindakan sederhana ini.

Bagi Alya, kemenangan ini adalah persembahan bagi orang-orang yang berjuang bersamanya. Ia sadar, bahwa di balik setiap keberhasilan, selalu ada tangan-tangan yang mendukungnya tanpa pamrih.

“Prestasi sejati bukanlah piala yang kita bawa pulang, tetapi perjalanan yang kita tempuh dengan ketekunan dan bimbingan tulus. Bagi Alya, Bu Nisa bukan hanya sekedar seorang dosen, tapi mentor dan sahabat yang selalu menguatkan. Dan bagi Bu Nisa, kebahagiaan terbesar adalah melihat Alya, mahasiswanya, mencapai impiannya.”